Nama: pipo legenda
Kelas: 3EB18
NPM:25210342
Salah Nalar
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia
untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir
untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada gagasan,
perkiraan atau cara penarikan kesimpulan. Pada salah nalar kita tidak
mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu
kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan Salah nalar lebih dari
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
- kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
- kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
- kesalahan analogi.
2.
Kesalahan deduktif dapat
disebabkan :
a.
kesalahan karena premis
mayor tidak dibatasi.
b.
kesalahan karena adanya
term keempat.
c.
kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
d.
kesalahan karena adanya
2 premis negatif.
Jenis
– jenis salah nalar
1.
Deduksi yang Salah
Salah nalar yang amat lazim ialah simpulan yang
salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang berpremis yang tidak
memenuhi syarat.
Misalnya: Pengiriman manusia ke bulan hanya
penghamburan. (Premisnya: Semua eksperimen ke angkasa luar hanya
penghamburan).
2.
Generalisasi yang
Terlalu Luas
Salah nalar ini disebut juga induksi yang salah
karena jumlah percontohnya yang terbatas tidak mamadai.
Misalnya : Orang Indonesia malas tetapi
ramah. (Orang Indonesia ada yang malas dan ada juga yang tidak
ramah).
3.
Pemilihan terbatas pada
dua alternatif
Salah nalar ini berpangkal pada keinginan pada
keinginan untuk masalah yang rumit dari dua sudut pandang (yang bertentangan)
saja. Isi pernyataan itu jika tidak baik, tentu buruk; jika tidak betul, tentu
salah: jika tidak putih, tentu hitam.
Misalnya : Petani harus bersekolah supaya
terampil. (Apakah untuk menjadi
terampil kita selalu harus bersekolah?)
4.
Salah Nilai atas
Penyebaban
Generalisasi induktif sering disusun berdasarkan
pengamatan sebab dan akibat, tetapi kita kadang-kadang tidak menilai dengan
tepat sebab suatu peristiwa atau hasil kejadian. Khususnya dalam hal yang
menyangkut manusia, penentuan sebab dan akibat sulit sifatnya. Salah nilai atas
penyebab yang lazim terjadi ialah salah nalar yang disebutpost hoc, ergo
propter hoc ‘sesudah itu, maka karena itu’.
Misalnya : Swie King jadi juara karena doa
kita. (Lawan Swie King tentu juga didoakan para pendukungnya).
5.
Analogi yang Salah
Analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan
upaya yang berguna untuk mengembangkan penalaran. Namun, analogi tidak
membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat menyesatkan karena logikanya
salah.
Misalnya : Rektor harus memimpin
universitas seperti jenderal memimpin divisi.(Universitas itu bukan tentara
dengan disiplin tentara).
6.
Penyimpangan Masalah
Salah nalar di sini terjadi jika argumentasi tidak
mengenai pokok, atau jika kita menukar pokok masalah dengan pokok yang lain,
ataupun jika kita menyeleweng dari garis.
Misalnya : Program Keluarga Berencana tidak
perlu karena tanah di Kalimantan masih kosong (Manusia tidak bisa
hidup dengan hanya memiliki tanah).
7.
Pembenaran Masalah Lewat
Pokok Sampingan
Salah nalar di sini muncul jika argumentasi
menggunakan pokok yang tidak langsung berkaitan, atau yang remeh, untuk
membenarkan pendiriannya. Misalnya, orang merasa kesalahannya dapat dibenarkan
karena lawannya juga berbuat salah.
Misalnya : Saya boleh berkorupsi karena
orang lain berkorupsi juga. (Korupsi dihalalkan karena banyaknya
korupsi dimana-mana).
8.
Argumentasi ad hominem
Salah nalar terjadi jika kita dalam argumentasi
melawan orangnya dan bukan persoalannya. Khususnya di bidang politik,
argumentasi jenis ini banyak dipakai.
Misalnya: Ia tidak mungkin pemimpin yang
baik karena kekayaannya berlimpah. (Yang dipersoalkan bukan
kepemimpinannya)
9.
Imbauan pada Keahlian
yang Disangsikan
Dalam pembahasan masalah, orang sering mengandalkan
wibawa kalangan ahli untuk memperkuat argumentasinya. Mengutip pendapat seorang
ahli sangat berguna walaupun kutipan itu tidak dapat membuktikan secara mutlak
kebenaran pokok masalah.
Misalnya : kita mengutip pendapat bintang film
tentang pengembangan demokrasi.
10.
Non Sequitur
Dalam argumentasi, salah nalar ini mengambil
simpulan berdasarkan premis yang tidak, atau hampir tidak, ada sangkut pautnya.
Misalnya : Partai Rakyat Madani paling
banyak cendekiawannya; karena itu usul-usulnya paling bermutu. (Tidak
ada korelasi antara kecendekiaan dan kepandaian merumuskan usul).
Coba Anda perhatikan contoh
di bawah ini.
a)
Pada hari ini saya datang terlambat karena jalannya
macet
b)
Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti arisan karena tidak
ada waktu.
Kalimat di atas merupakan bagian surat yang sering kita
lihat pada surat pemberitahuan. Jika dilihat selintas memang kalimat di atas tampak
efektif karena mudah kita pahami. Akan tetapi, kalimat tersebut sebenarnya
tidak efektif karena salah nalar. Pada kalimat (a) terdapat frasa jalannya
macet. Di dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI, 1994: 611) kata macet
berarti terhenti atau tidak lancar. Kata terhenti atau frasa
tidak lancar hanya boleh mengikuti kata yang bermakna ’gerak.’
Sedangkan kata jalan tidak mengandung makna ’gerak.’ Oleh karena itu,
frasa jalanya macet mengalamai salah nalar, karena kata jalan
pada konteks kalimat tersebut memang tidak pernah bergerak.
Hal yang tidak jauh berbeda
juga terjadi pada kalimat (b). Tuhan telah memberikan waktu kepada kita 24 jam
dalam satu hari dan satu malam. Jadi kalau ia tidak bisa arisan karena tidak
ada waktu, berarti terjadi salah nalar. Kemungkinan yang tidak ada adalah kesempatan,
karena setiap orang memiliki kesempatan yang berbeda-beda.
Dua kalimat di atas dapat
diperbaiki menjadi:
a)
Pada hari ini saya datang terlambat karena lala lintas
macet
b)
Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti arisan karena tidak
ada kesempatan untuk datang.
Masih banyak contoh kalimat lain yang salah nalar,
misalnya:
a)
Mobil Pak Sanusi mau dijual.
b)
Waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak Rustamaji.
c)
Bola berhasil masuk ke gawang lawan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki
menjadi:
a)
Mobil Pak Sanusi akan dijual.
b)
Bapak Rustamji kami persilakan.
c)
Ronaldo berhasil memasukkan bola ke gawang lawan.